Kamis, 16 Februari 2012

My beloved


bismillah... 
Walaupun tak pernah bilang, aku cinta kamu, aku sayang kamu, dll. Walaupun terkadang nyebelin. Jutek. Jaim. Tapi sebenarnya, dari perilakunya, menunjukkan rasa cinta dan sayang kok.
Aku terharu sekali ketika adikku membelikan spion. Terlebih dahulu ia menawarkan spion yang besar atau kecil. Kujawab terserah… subhanallah… dia kemudian memasangkan spion baru itu (spion yang besar) yang baru ia beli saat ibu dan aku akan pergi ke kabupaten Semarang… betapa hatiku merasakan haru biru. Walaupun menyebalkan, tapi so sweet juga… adikku yang manis… J Walaupun kadang terlihat nggak peduli, tapi sebenarnya aku sayang.
Ah, tiba-tiba saja otakku menginginkan aku untuk memikirkan sesuatu. Baru hal itu terfikirkan olehku. Semenjak kelas tiga, menjelang ujian nasional, ia sibuk mencari informasi tempat menuntut ilmu yang ber-ikatan dinas. Kalau kuliah ini kerjanya apa? Kalau kerja ini-itu gajinya berapa? Dan sederet pertayaan bertemakan masa depan.
Aku senang, ia memiliki semanggi (semangat tinggi) dalam mencapai impiannya. Dan, kemudian teringat diriku yang terseok-seok menggapai mimpi. Jatuh bangun. Aku mencarinya. Mencari azzam yang dulu pernah singgah dalam kehidupanku. Entah sekarang di mana. Dan aku masih mencarinya. Mimpi yang seharusnya sampai nanti menemaniku. Motivasi. Aku kehilangan jejaknya.
Aku tak tahu mengapa ia meninggalkanku. Apakah karena aku tak sadar dalam menjalani hidup ini?
Aku mulai menata kembali. Serpihan impian yang tercecer. Yang mungkin saja aku yang meninggalkannya.
Ingatkan diri ini ketika goyah Ya Rabb. Hanya Engkau tempatku bersandar…
Dan teringat pula, ketika nanti adikku berkelana di tempat yang jauh… meninggalkan semua yang ada di dalam rumah ini. Nanti, hanya aka dan kedua orang tuaku dan aku… hanya bertiga? Pasti akan sangat membosankan dan terasa sepi.
Takkan lagi melihat adikku yang sedang genjrang-genjreng dengan gitarnya. Takkan lagi melihat ia tiduran di bed ku dengan hanya memakai seragam putih abunya bahkan hanya kaos oblong, yang kemudian aku usir dia. Tak bisa melihat ia ketika akan berangkat sekolah. Dan ketika yang lainnya. Kita beranjak dewasa yaa…
Dan suatu hari nanti… aku juga akan meninggalkan rumah yang penuh warna ini. Menjalani ujian hidup bersama pemilik tulang rusukku. Dan kemudian, hanya tinggal ayah dan ibuku di sana. Oooh, begitu menyayat ketika mengingatnya… hanya doa yang kusematkan, harap mereka baik dan sehat. Rukun dalam cinta.   
Mohon bimbinganMu. Berikan yang terbaik menurut versi Engkau ya Rabb…

1 komentar:

  1. hmmm.. :)
    akhir akhir ini entah knapa jg terbayang smua itu,
    tiba-tiba adek curhat panjang lebar apa yg dia pingin utk masa depannya,
    aku jadi b'pikir sejauh mungkin,
    anak satu2nya perempuan.. hmm..
    tp ntah knapa g pernah kebayang mninggalkn rmh, kl pun iya aku mau bapak ibu ikut..

    td aku sempet ngobrol sm mb2 ttg ilangnya motivasi ku utk kuliah, & yg pertama kali terucap oleh mb nya adl "masih rutin l.... kan dek?", "di sana lah qt mencharger diri qt semaksimal mgkn"
    , "disamping itu jg perkuat ibadah yaumiah nya.. hayoo ditliti lg gmn sholat on time nya, gmn sholat duha, ql, shaum, dll nya","mb yakin qm jg bisa melihat keadaan org lain, ambil sisi positif mereka,qm pasti bisa terpacu utk bisa lebih dari mereka.. SEMANGAT dek.." ^^

    riechan SEMANGGI juga kayak adek yaaa :D
    Buat Alloh, bapak ibu , mas adek, edelz..

    GAMBARUUUUUUUUUU... !!!!!!!

    BalasHapus