Rabu, 22 Februari 2012

SILENCE mode on


Biarlah, tersemat rindu dalam setiap doa-doa di sepertiga malam-malamku. Mencintaimu dalam diamku. Karena kuingin, seseorang yang akan menjadi pendampingmu ialah seorang sholehah yang menjaga dirinya. Menjaga agamanya. Menjaga izzahnya. Karena aku sadar. Aku bisa menjadi fitnah bagimu. Tak ingin mengotori putihnya hati ini karena kecintaan kepadaNya. 
Diamku adalah harapan. Yang akan menjadi kekuatan untuk tetap bertahan dalam diam. Kekuatan untuk senantiasa menjaga rasa ini agar tetap menjadi putih. Tanpa ada noda sedikitpun. Dan harapan akan Allah mempersatukannya. Bukankah Allah tak pernah memutuskan harapan hamba-hambaNya?
Maka biarkan ia tetap diam. Sampai kau ikat dengan sempurna cinta ini. Mengikuti sunnah rasul tuk beribadah kepadaNya. Menyempurnakan separuh dien dan dibangun atas dasar kecintaan kepadaNya.
Diam. Menjadi caraku untu mencintaimu. Diamku ialah bukti kesetiaanku. Diamu karena aku peduli. Diamku karena kuingin menjagaya. Dan aku percaya. Kaupun juga begitu. Seseorang yang akan menjadi imamku, ia sedang berusaha sekuat tenaga untuk menjaganya untukku.
Bukan aku tak peduli. Bukan aku membenci. Tapi inilah caraku. Sekali lagi, aku tak ingin seseorang yang menjadi pendampinmu mengotori kecintaan kepadaNya.
Dan jika semua itu tak jadi nyata. Ia pasti perlahan akan menghapusnya dan mengantikannya dengan yang lebih baik. Kau dan juga aku, sama. Biarlah Ia menjadi saksi dalam diam kumencintai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar