Rabu, 02 Januari 2013

murabbi wanna be...


Alhamdulillah,,, setelah sekian lama tak menari-nari bersama pena (red:keyboard lepi :D), kembali aku ingin menoreh bauran warna-warni tinta dalam tiap episode kehidupanku.. :D semoga senantiasa istiqomah! J
Bro Sist fillah, kejadian hari ini benar-benar membuatku sadar bahwa aku harus belajar lebih keras lagi. Ternyata memang harus banyak belajar… ilmu Allah yang bagaikan lautan manusia. –QS 17:60- Ternyata sesuatu yang aku bayangkan kelak setelah aku wisuda, terjadi pada hari ini. Yah, walau memang bukan sekolah formal dan gelar ini tak ada arti lebih atau pun special juga menjadi kebanggaan. SM, Sarjana Murobbi, memang tak ada yang memberikan predikat ini padaku. Tetapi rasanya, mengikuti sekolah murobbi kemudian mengalami fasa ujian  setelah itu wisuda, dan jika tak lulus syarat maka harus mengulangi ujian kembali, membuatku benar-benar merasa ini adalah sesuatu yang bukan main-main. Ini adalah sebuah proyek besar bagi peradaban umat.
Sekali lagi ini bukan sebuah kebanggaan. Tetapi sebuah jalan yang kubuka untuk memasuki distrik baru bagiku. Ini bukan akhir pejalanan bagiku, justru langkah ini harus selalu berlanjut, untuk menaiki tangga setapak, demi setapak (semoga…)
16 desember 2012, menjadi hari prosesi pelantikan kelulusan peserta yang telah menempuh masa belajar selama kurang lebih setengah tahun. Kalo dirasa-rasain, lucu deh. Belum wisuda gelar S.si tapi uda wisuda yang lain… XD
Tetap saja sampai saat ini aku masih merasa belum pantas jika disebut, murobbi. Mentor, aku masih mau. Walaupun sebenarnya sih artinya sama saja…
Balik lagi ke kejadian menohok. Hehe… Ketika, salah seorang a-bi (adek binaan)ku datang ke rumah membawa PR kimianya. Ada yang sedikit berbeda dengannya. Entah perasaanku, ataukah memang itu sisi lain yang belum pernah aku tahu? (payahnya, padahal sudah setahun lebih kami bersama…)
Di sela-sela belajar itu, ia bertanya, “kak, sms nya tuh gimana sih? Aku nggak ngerti-ngerti.”
“bukannya uda dijawab? Bagian mana yg belum ngerti?”
“ya yang pertanyaanku tentang gimana cara mengenal Allah melalui dirisendiri?”
Aku diam sejenak. Mencoba menganalisis permasalahan yang terjadi. “yang sms terkahir coba mb mau lihat,,, jangan-jangan nggak masuk?”
“yang aku Tanya malah dikasih pertanyaan byk bgt sama kakak itu…”
Oooh… bukan maksud malah ngasih pertanyaan balik. “oh itu, bukan gitu.. eem gimana yah?” aku mencoba mencari kalimat yang pas dan simple. “itu pertanyaan-pertanyaan yg kalo kita tahu jawabannya, kita bisa mengenal Allah…”
“gimana maksudnya?”
Penjelasan tadi belum juga membuka pikirannya. Aku jadi panic sendiri karena tak bisa membuat kalimat dengan baik, “duh, gimana yah… bingung jelasiinnyaa…” celetukku.
“hlo udah wisuda lo ya kak…”
Jleb. Ada sesuatu yang menusuk… walaupun nadanya halus… tapi susunan tiap kalimat itu benar-benar menohok. Yah, abiku yang satu itu memang memiliki karakter blak-blakan, apa adanya.
Padahal aku sengaja tak memberitahukan tentang wisuda itu. Mungkin dari umminya ia tahu, tebakku. Tapi tetap saja penasaran ia tahu dari siapa? -.-a
Setelah aku menjelaskan untuk yang kedua kalinya, Alhamdulillah abiku paham… syukurlah…
Walaupun mungkin kalimat tadi bisa jadi tak berarti apa-apa bagi orang lain. Namun bagiku itu cambukan untuk menjadi lebih baik… never stop for learning! (^0^)9
Semoga senantiasa diberikan kemudahan untuk melakukan kebaikan… :’) akhirkan kami dalam khusnul khotimah, ya Rabbi…
“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku…. “ QS Atthaha:25-28
Suiyoobi, Ichigatsu-Futsuka’13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar